Wonosobo, PPTQ Al-Asy'ariyyah
Kegiatan Ahad Pon yang dilaksanakan pada Minggu (21/2)
tepatnya di serambi masjid Baiturrahim
berjalan sangat hikmat. Acara dimulai dari pukul 07.15 WIB hingga pukul 10.00
WIB diawali dengan simaan, muqoddaman Al-Qur'an oleh para santri dilanjutkan dengan doa oleh KH. Edi Abdurrahman,
M.Pd. Alh, serta mauidhoh Hasanah oleh beliau Dr.KH. Robingun Suyud el Syam,
M.Pd. Alh.
Ahad Pon merupakan rutinitas Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an
Al-Asy'ariyyah yang diselenggarakan tiap hari Minggu Pon (dalam kalender Jawa).
Kegiatan yang diikuti oleh para santri juga dhuriyah, para guru, dan pengurus
yayasan Al Asy'ariyyah ini sudah diadakan sejak 12 tahun lalu, tepatnya pada
tahun 2009, Acara yang diadakan untuk mengenang para masayyikh ini kususnya KH.
Mustahal Asy'ari bin KH. Asy'ari.
"Selapanan Ahad Pon itu untuk menghormati almarhum simbah
Mustahal Asy'ari dan juga para masayyikh
yang lain,...." Terang pak Robi.
Beliau menjelaskan tentang pentingnya mencari keberkahan ilmu
sehingga bisa bersanad sampai Nabi Muhammad SAW. Beliau mengibaratkan seperti
halnya saluran air perusahaan daerah air minum (PDAM).
"Ibarat Rasulullah adalah sumbernya agama Islam yang
benar dari Allah SWT. Kalo kita ingin menyambung dengan Rasulullah, ya harus
nyambung dengan saluran-saluran PDAM, yang mana Rasulullah diteruskan melalui
sahabat, kemudian diteruskan tabi'in, dilanjut lagi ke ulama-ulama hingga
sampai ke kiyai-kiyai dan sampai sekarang tambung." Ujar beliau.
Beliau sangat bersyukur karena dengan patuh dan belajar ilmu
pengetahuan dari para kiyai bisa merasakan Islam yang benar sebab mengikuti
ajaran nya Rasulullah melalui wasilah guru-guru dan para kiyai yang sanadnya
bersambung hingga Rasulullah.
"Selama sanadnya tidak terputus dengan Rasulullah, Islam
yang kita jalankan itu adem Yo ngademi beten panas Yo manasi "
Kiyai yang akrab dipanggil pak Robi ini, juga menjelaskan
tentang pentingnya berperilaku baik, karena manusia adalah salah satu makhluk
yang menjadi buah bibir manusia lain.
"Cetak lah tinta-tinta kehidupan dengan tulisan-tulisan
yang baik, maka cetak lah sejarah-sejarah kita supaya dikenang menjadi orang
yang baik" pesan beliau.
Beliau memberi contoh-contoh seperti jasanya para masayyikh
dan tokoh Islam, Mereka adalah orang yang beruntung karena memiliki investasi
pahala dan kiriman doa dari jasa yang mereka tinggalkan saat masih di dunia.
.
Yusuf Mufadhol